Senin, 03 November 2014

Asal Mula Suatu Perdagangan

Sistem feodal untuk sebagian besar didasarkan atas keperluan penduduk kaum tani akan pelindungan terhadap perampok-perampok, perlindungan itu diberikan tuan tanah kepada vazal-vazalnya dan budak-budaknya. Tiap-tiap daerah pertanian disekitar tempat tinggal tuan tanah menghasilkan kebanyakan apa yang dibutuhkan. Tatkala Eropah menjadi lebih teratur maka buat perdagangan melalui darat dan laut. Mereka yang mempunyai kelebihan panen dapat menjualnya, dan dengan uang dapat dibeli hasil-hasil pertanian lainnya yang tidak ada pada mereka atau barang-barang hasil kerajinan tangan yang berasal dari kota-kota.
Bertambahnya penduduk kota, pembuatan barang-barang untuk dijual, dan perdagangan yang berjarak jauh merupakan pengaruh besar yang mendorong timbulnya Negara kebangsaan sebagai pusat kekuasaan di Spayol, Portugal, Perancis, Inggris dan kerajaan-kerajaan putra-putra mahkota Jerman raja-raja yang berkuasa mutlak memerintah sebagai lambang dan pernyataan kedaulatan Negara. Berlainan dengan tuan-tuan tanah, Negara mempergunakan tentara sewaan untuk menjamin kekuasaannya, menjalankan administrasi dengan perantaraan para pegawai yang dibayar, dan Negara harus memungut pajak untuk menutup pengeluarannya.

Dunia Baru
            Perdagangan tidak hanya berkembang di Eropah saja, perdagangan itu meluas sampai jarak yang jauh. Selama Zaman Tengah sendiri orang yang melakukan Perang Salib telah mendorong perdagangan ke negeri-negeri sebelah Timur Lautan Tengah. Tetapi jalan kafilah melalui darat ke India adalah berbahaya dan mahal. Pada waktu itu orang Portugal Vasco da Gamma telah menemukan jalan yang lebih panjang tetapi lebih murah dengan berlayar mengelilingi Afrika, dan semua bangsa-bangsa Eropa setelah itu dengan segera bergiat untuk mendirikan pangkalan-pangkalan perdagangan yang menguntungkan di pulau-pulau dan pantai-pantai Asia.

Tokoh-Tokoh susunan baru – Machiavelli, Bodin, Serra
Susunan baru kapitalisme yang sedang bertumbuh itu tidak direncanakan oleh ahli-ahli filsafat, namun mereka saat itu memberikan sumbangan yang besar kepada perkembangannya, dan barangkali lebih penting, mereka menyusun doktrin-doktrin yang membantu supaya kapitalisme memperoleh kepercayaan dan penghormatan.
Niccolo Machiavelli (1469-1527) adalah seorang negarawan yang giat bekerja di Florence, seorang penasehat ulung dari golongan yang berkuasa dalam kota tersebut dan seorang pemimpin dalam dunia pikiran zaman Renaisance. Dalam bukunya “II Prince” ia menyokong pikiran bahwa Negara mempunyai kekuasaan tertinggi terhadap semua sumber-sumber kekuasaan yang lain, termasuk Gereja.
Seorang Perancis, Jean Bodin (1530-1596) dalam tulisannya juga mempertahankan kedaulatan Negara, sedangkan ia sendiri membantu untuk membesarkan kekuasaan yang berdaulat dalam praktek. Dalam istana Henry III ia menyokong raja terhadap faktionalisme (semangat berpihak) agama. Menurut teorinya, yang sangat besar pengaruhnya dalam doktrin politik sampai belum lam berselang, Negara menurut hukum kekuasaan tertinggi atas warganegara-warganegara, karena Negara berdiri di atas hukum.
Spanyol, yang mempunyai tambang-tambang emas dan perak dan mempunyai cara-cara yang tepat untuk memperolehnya tidak mengutamakan kerajinan tangan maupun perdagangan dan tidak merasa perlu untuk membenarkan kerajinan tangan dan perdagangan itu.
Seorang Calabria, Antonia Serra (1580-1650) adalah orang pertama yang menyusun alasan-alasan teroritis yaitu membenarkan bahwa perdagangan mambawa keuntungan buat suatu bangsa. Di dalam tulisannya “Uraian singkat tentang sebab-sebab yang dapat membawa Emas dan Perak dalam jumlah yang banyak sekali dalam kerajaan-kerajaan dimana tidak terdapat Tambang”, Serra berpendapat bahwa kerajinan tangan lebih tinggi sifatnya daripada pertanian untuk tujuan ini, karena hasilnya dapat dengan lebih cepat dijual di luar negeri, dan dengan demikian memasukkan uang. Pertanian bergantung pada musim, sedangkan tenaga kerja yang digunakan dalam kerjinan tangan sudah “pasti akan membawa keuntungan”.
Thomas Mun (1571-1641), seorang yang berpendidikan dan kaya, putera seorang pedagang di London. Ia memasuki Perseroan Hindia Timur pada tahun 1615 dan bertindak sebagai apa yang kita sekarang akan sebut seorang ahli penghubung masyarakat (public relations expert), dia pasti orang demikian yang paling terkenal dalam sejarah.
Sumbangannya yang memperlihatkan kematangan terhadap teori perdagangan luar negeri yang ditulis kira-kira pada tahun 1630 tetapi tidak diterbitkan sampai sesudah ia meniggal dunia, telah menjadi salah satu karya klasik mengenai hal ekonomi. Buku itu berkepala “England’s Treasure by Foreign Trade” (Kekayaan Inggris karena Perdagangan Luar Negeri).
Mun berpendapat bahwa “Jalan-jalan biasa karenanya untuk menambah kekayaan dan perbendaharaan kita ialah dengan melakukan perdagangan luar negeri, dalam hal mana kita harus selalu memegang pedoman ini; menjual dalam nilai yang lebih banyak kepada orang-orang asing tiap-tiap tahun daripada memakai barang mereka”. Jika, demikianlah Mun berkata, pedoman ini dipegang teguh, maka hasilnya yang bersih ialah masuknya uang ke dalam negeri, sekalipun dalam proses memperbesar perdagangan luar negeri beberapa emas dan perak harus dibelanjakan di luar negeri.
Misalkan Inggris telah menjual keluar negeri semua barang yang dapat dihasilkan buat ekspor selama setahun, misalkan juga bahwa nilai-nilai yang diimpornya, dan bahwa Inggris telah mengumpulakan selisihnya. Bagaimana akal Inggris dalam batas yang mungkin dapat memperoleh lebih banyak uang dalam tahun itu? Mudah, jawab Mun, dengan membeli dengan uang itu, misalnya lada di Hindia Timur seharga 1.100.000.- dan menjual lada itu di Italia atau Turki dengan harga 1.700.000.-
Sekalipun selisih itu tidak semuanya merupakan laba semata-mata namun pengeluaran-pengeluaran daripada pedagang untuk pengangkutan, upah-upah, dan sebagainya pun akan jatuh di tangan Inggris.
Mun mengemukakan lagi alasan yang selangkah lebih jauh. Berdagang adalah menguntungkan sekalipun tidak tersedia emas atau perak untuk melakukan perdagangan itu. “Orang-orang Italia dan beberapa bangsa-bangsa lain, demikian setunjukkannya”, menggunakan surat-surat hutang sebagai alat pembayaran.

Merkantilisme Perancis - Colbert
        Dalam tulisan-tulisan Thomas Mun sudah terdapat alasan-alasan pokok orang-orang yang menganggap seolah-olah bangsa itu merupakan pedagang perseorangan. Di Perancis wakil pertama merkantilisme ialah seorang negarawan dan bukan seorang penulis Colbert dengan sendirinya politik itu biasa disebut Colbertisme oleh orang-orang Perancis.
       Tujuan-tujuannya ialah lebih banyak mengabdi kepada kekuasaan dan kemasyhuran Negara daripada memperbesar diri sendiri, akan tetapi diperbesarnya kekuasaan nasional dan mencari keuntungan hamper tidak dapat dibeda dalam pikiran orang-orang yang menyokong regiem merkantilisme. Persaingan antara bangsa Spanyol, Perancis, Inggris, dan Belanda, yang disertai oleh peperangan yang berulang-ulang dalam perjuangan untuk merebut kekuasaan justru merupakan bagian yang tidak kurang pentingnya daripada susunan baru itu disamping politik-politik dagang.
       Jean Baptiste Colbert (1619-1683), anak seorang pedagang wol, memasuki jabatan pemerintahan dan pada umur tiga puluh dua ia telah terpilih untuk mengurus milik tanah Kardinal Mazari. Hal ini dikerjakannya dengan begitu baik sehingga Mazari memperkenalkannya kepada raja, dan ia menjadi menteri keuangan dan dictator yang sebenarnya di bawah Louis XIV.
         Ia memupuk kerajinan tangan dan perdagangan dengan memungut bea atas impor, memberikan subsidi kepada perkapalan-perkapalan Perancis, meluaskan daerah-daerah jajahan Perancis, memperbaiki pengangkutan di dalam negeri.

Penderitaan-Penderitaan akibat Merkantilisme
            Lahirnya peradaban modern, pada waktu itu, seperti kebanyakan perubahan-perubahan sosial yang besar, diiringi oleh kesulitan-kesulitan. Kejadian itu terutama tidak menyenangkan buat para pekerja industri, tetapi buat mereka yang bekerja dalam pertanian, dan buat tanah-tanah jajahan yang diperas.
           Pekerja, pada zaman feodal mempunyai kedudukan tersendiri, bagaimanapun rendahnya, yang menjamin hak-hak disamping kewajiban-kewajiban, bertambah hari bertambah menjadi alat produksi untuk keuntungan orang-orang lain semata-mata. Kekayaan sesuatu bangsa tidak berarti kemakmuran penduduknya. Pikiran orang ialah mengekspor sebanyak mungkin barang-barang daripada digunakannya dalam negeri dan memperoleh para pekerja dengan upah yang serendah mungkin untuk memajukan penjualan keluar negeri dan penimbunan kekayaan.
      Bertambahnya penduduk dianjurkan untuk menambah persediaan tenaga kerja. Jika timbul pengangguran, maka hal itu dianggap naik, karena hal itu mempunyai kecenderungan untuk menurunkan upah-upah. Wanita-wanita dan anak-anak yang berpakaian compang-camping bekerja di tambang-tambang batu bara Inggris selama pemerintah kaum Tudor. Setiap kecenderungan kaum pekerja untuk memberontak ditindas secara kejam. Kemalasan dipandang tidak sebagai kemalangan tetapi sebagai satu kejahatan, tidak seorangpun yang dapat memperoleh tunjangan berdasarkan undang-undang kemiskinan pada zaman Ratu Elisabeth kecuali kala mau menerima kedudukan sosial yang lebih rendah. Jam-jam bekerja dalam kenyataan tidak dibatasi.
       Pertanian, yang pada zaman itu tidak begitu diartikan sebagai pekerjaan para pekerja yang betul-betul bekerja di ladang, melainkan sebagai pekerjaan para pemilik dan penyelenggara, dengan jelas diturunkan kepada kedudukan nomor dua sesudah industri, sekalipun untuk berabad-abad pertanian itu telah merupakan dan masih merupakan penghasilan utama di Eropah dan mata pencaharian penduduk. Sebagai fungsi pertanian dianggap menyediakan makanan yang semurah mungkin sehingga upah-upah dibikin rendah dan bahan-bahan industri dapat tersedia dengan harga yang semurah mungkin buat pemilik-pemilik industri.
       Namun akan tetapi, tanah-tanah jajahan diperas untuk kepentingan negeri-negeri yang menjajah. Ditanah-tanah jajahan Spanyol orang-orang Indian diperbudak dan dipaksa untuk bekerja ditambang-tambang atau diladang-ladang. Usaha ialah untuk menggali dan mengexpor sebanyak mungkin emas, perak, dan kekayaan alam lainnya daripada negeri-negeri itu dengan ongkos yang serendah mungkin. Perbudakan orang-orang Negro pada pertama kalinya dimulai di Hindia Barat dan menyebar dari sana ke Amerika Selatan dan Utara.
        Permintaan uang dari tanah-tanah jajahan mengakibatkan dikeluarkannya uang-uang kertas yang menimbulkan inflasi dan banyak perselisihan-perselisihan dengan pembesar Inggris mengenai masalah ini.
       Tiap-tiap ekonomi timbul karena keperluan atau keadaan pada waktu itu , setiap doktrin dapat dipergunakan atau disalahgunakan oleh beberapa golongan pengajar-pengajar yang tertentu. Setiap doktrin juga memuat beberapa kebenaran yang abadi.

Sumber
BUKU PINTAR TEORI EKONOMI karangan Green, Marshall Buku 1 penerbit Aribu Publisher.

Opini:

Menurut saya materi yang mengajarkan tentang asal mula perdagangan di berbagai Negara ini sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup penduduk. Arti dari perdagangan itu sendri merupakan urat nadi perekonomian suatu negara. Melalui perdagangan pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik. Dan faktor-faktor penderitaan akibat Merkantilisme sangat berdampak buruk bagi masyarakat di masa modern saat ini, Dikarnakan bertambahnya penduduk dan terbatasnya lapangan pekerjaan yang akan membuat banyak pengangguran. Sangat diperlukan lapangan pekerjaan di setiap Negara agar tidak ada lagi penduduk yang pengangguran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar