Sistem feodal untuk sebagian besar
didasarkan atas keperluan penduduk kaum tani akan pelindungan terhadap
perampok-perampok, perlindungan itu diberikan tuan tanah kepada vazal-vazalnya
dan budak-budaknya. Tiap-tiap daerah pertanian disekitar tempat tinggal tuan
tanah menghasilkan kebanyakan apa yang dibutuhkan. Tatkala Eropah menjadi lebih
teratur maka buat perdagangan melalui darat dan laut. Mereka yang mempunyai
kelebihan panen dapat menjualnya, dan dengan uang dapat dibeli hasil-hasil
pertanian lainnya yang tidak ada pada mereka atau barang-barang hasil kerajinan
tangan yang berasal dari kota-kota.
Bertambahnya
penduduk kota, pembuatan barang-barang untuk dijual, dan perdagangan yang
berjarak jauh merupakan pengaruh besar yang mendorong timbulnya Negara
kebangsaan sebagai pusat kekuasaan di Spayol, Portugal, Perancis, Inggris dan
kerajaan-kerajaan putra-putra mahkota Jerman raja-raja yang berkuasa mutlak
memerintah sebagai lambang dan pernyataan kedaulatan Negara. Berlainan dengan
tuan-tuan tanah, Negara mempergunakan tentara sewaan untuk menjamin
kekuasaannya, menjalankan administrasi dengan perantaraan para pegawai yang
dibayar, dan Negara harus memungut pajak untuk menutup pengeluarannya.
Dunia Baru
Perdagangan tidak hanya
berkembang di Eropah saja, perdagangan itu meluas sampai jarak yang jauh. Selama
Zaman Tengah sendiri orang yang melakukan Perang Salib telah mendorong
perdagangan ke negeri-negeri sebelah Timur Lautan Tengah. Tetapi jalan kafilah
melalui darat ke India adalah berbahaya dan mahal. Pada waktu itu orang
Portugal Vasco da Gamma telah menemukan jalan yang lebih panjang tetapi lebih
murah dengan berlayar mengelilingi Afrika, dan semua bangsa-bangsa Eropa
setelah itu dengan segera bergiat untuk mendirikan pangkalan-pangkalan
perdagangan yang menguntungkan di pulau-pulau dan pantai-pantai Asia.
Tokoh-Tokoh
susunan baru – Machiavelli, Bodin, Serra
Susunan baru kapitalisme yang sedang
bertumbuh itu tidak direncanakan oleh ahli-ahli filsafat, namun mereka saat itu
memberikan sumbangan yang besar kepada perkembangannya, dan barangkali lebih
penting, mereka menyusun doktrin-doktrin yang membantu supaya kapitalisme
memperoleh kepercayaan dan penghormatan.
Niccolo Machiavelli (1469-1527) adalah
seorang negarawan yang giat bekerja di Florence, seorang penasehat ulung dari
golongan yang berkuasa dalam kota tersebut dan seorang pemimpin dalam dunia
pikiran zaman Renaisance. Dalam bukunya “II Prince” ia menyokong pikiran bahwa
Negara mempunyai kekuasaan tertinggi terhadap semua sumber-sumber kekuasaan
yang lain, termasuk Gereja.
Seorang Perancis, Jean Bodin (1530-1596)
dalam tulisannya juga mempertahankan kedaulatan Negara, sedangkan ia sendiri
membantu untuk membesarkan kekuasaan yang berdaulat dalam praktek. Dalam istana
Henry III ia menyokong raja terhadap faktionalisme (semangat berpihak) agama. Menurut
teorinya, yang sangat besar pengaruhnya dalam doktrin politik sampai belum lam
berselang, Negara menurut hukum kekuasaan tertinggi atas
warganegara-warganegara, karena Negara berdiri di atas hukum.
Spanyol, yang mempunyai tambang-tambang
emas dan perak dan mempunyai cara-cara yang tepat untuk memperolehnya tidak
mengutamakan kerajinan tangan maupun perdagangan dan tidak merasa perlu untuk
membenarkan kerajinan tangan dan perdagangan itu.
Seorang Calabria, Antonia Serra
(1580-1650) adalah orang pertama yang menyusun alasan-alasan teroritis yaitu
membenarkan bahwa perdagangan mambawa keuntungan buat suatu bangsa. Di dalam
tulisannya “Uraian singkat tentang sebab-sebab yang dapat membawa Emas dan
Perak dalam jumlah yang banyak sekali dalam kerajaan-kerajaan dimana tidak terdapat
Tambang”, Serra berpendapat bahwa kerajinan tangan lebih tinggi sifatnya
daripada pertanian untuk tujuan ini, karena hasilnya dapat dengan lebih cepat
dijual di luar negeri, dan dengan demikian memasukkan uang. Pertanian
bergantung pada musim, sedangkan tenaga kerja yang digunakan dalam kerjinan
tangan sudah “pasti akan membawa keuntungan”.
Thomas Mun (1571-1641), seorang yang
berpendidikan dan kaya, putera seorang pedagang di London. Ia memasuki
Perseroan Hindia Timur pada tahun 1615 dan bertindak sebagai apa yang kita
sekarang akan sebut seorang ahli penghubung masyarakat (public relations
expert), dia pasti orang demikian yang paling terkenal dalam sejarah.
Sumbangannya yang memperlihatkan
kematangan terhadap teori perdagangan luar negeri yang ditulis kira-kira pada
tahun 1630 tetapi tidak diterbitkan sampai sesudah ia meniggal dunia, telah
menjadi salah satu karya klasik mengenai hal ekonomi. Buku itu berkepala
“England’s Treasure by Foreign Trade” (Kekayaan Inggris karena Perdagangan Luar
Negeri).
Mun berpendapat bahwa “Jalan-jalan biasa
karenanya untuk menambah kekayaan dan perbendaharaan kita ialah dengan
melakukan perdagangan luar negeri, dalam hal mana kita harus selalu memegang
pedoman ini; menjual dalam nilai yang lebih banyak kepada orang-orang asing
tiap-tiap tahun daripada memakai barang mereka”. Jika, demikianlah Mun berkata,
pedoman ini dipegang teguh, maka hasilnya yang bersih ialah masuknya uang ke
dalam negeri, sekalipun dalam proses memperbesar perdagangan luar negeri
beberapa emas dan perak harus dibelanjakan di luar negeri.
Misalkan Inggris telah menjual keluar
negeri semua barang yang dapat dihasilkan buat ekspor selama setahun, misalkan
juga bahwa nilai-nilai yang diimpornya, dan bahwa Inggris telah mengumpulakan
selisihnya. Bagaimana akal Inggris dalam batas yang mungkin dapat memperoleh
lebih banyak uang dalam tahun itu? Mudah, jawab Mun, dengan membeli dengan uang
itu, misalnya lada di Hindia Timur seharga 1.100.000.- dan menjual lada itu di
Italia atau Turki dengan harga 1.700.000.-
Sekalipun selisih itu tidak semuanya
merupakan laba semata-mata namun pengeluaran-pengeluaran daripada pedagang
untuk pengangkutan, upah-upah, dan sebagainya pun akan jatuh di tangan Inggris.
Mun mengemukakan lagi alasan yang
selangkah lebih jauh. Berdagang adalah menguntungkan sekalipun tidak tersedia
emas atau perak untuk melakukan perdagangan itu. “Orang-orang Italia dan
beberapa bangsa-bangsa lain, demikian setunjukkannya”, menggunakan surat-surat
hutang sebagai alat pembayaran.
Merkantilisme
Perancis - Colbert
Dalam tulisan-tulisan
Thomas Mun sudah terdapat alasan-alasan pokok orang-orang yang menganggap
seolah-olah bangsa itu merupakan pedagang perseorangan. Di Perancis wakil
pertama merkantilisme ialah seorang negarawan dan bukan seorang penulis Colbert
dengan sendirinya politik itu biasa disebut Colbertisme
oleh orang-orang Perancis.
Tujuan-tujuannya ialah lebih banyak
mengabdi kepada kekuasaan dan kemasyhuran Negara daripada memperbesar diri
sendiri, akan tetapi diperbesarnya kekuasaan nasional dan mencari keuntungan
hamper tidak dapat dibeda dalam pikiran orang-orang yang menyokong regiem
merkantilisme. Persaingan antara bangsa Spanyol, Perancis, Inggris, dan
Belanda, yang disertai oleh peperangan yang berulang-ulang dalam perjuangan
untuk merebut kekuasaan justru merupakan bagian yang tidak kurang pentingnya
daripada susunan baru itu disamping politik-politik dagang.
Jean Baptiste Colbert (1619-1683),
anak seorang pedagang wol, memasuki jabatan pemerintahan dan pada umur tiga
puluh dua ia telah terpilih untuk mengurus milik tanah Kardinal Mazari. Hal ini
dikerjakannya dengan begitu baik sehingga Mazari memperkenalkannya kepada raja,
dan ia menjadi menteri keuangan dan dictator yang sebenarnya di bawah Louis
XIV.
Ia memupuk kerajinan tangan dan
perdagangan dengan memungut bea atas impor, memberikan subsidi kepada
perkapalan-perkapalan Perancis, meluaskan daerah-daerah jajahan Perancis,
memperbaiki pengangkutan di dalam negeri.
Penderitaan-Penderitaan
akibat Merkantilisme
Lahirnya peradaban
modern, pada waktu itu, seperti kebanyakan perubahan-perubahan sosial yang
besar, diiringi oleh kesulitan-kesulitan. Kejadian itu terutama tidak
menyenangkan buat para pekerja industri, tetapi buat mereka yang bekerja dalam
pertanian, dan buat tanah-tanah jajahan yang diperas.
Pekerja,
pada zaman feodal mempunyai kedudukan tersendiri, bagaimanapun rendahnya, yang
menjamin hak-hak disamping kewajiban-kewajiban, bertambah hari bertambah
menjadi alat produksi untuk keuntungan orang-orang lain semata-mata. Kekayaan
sesuatu bangsa tidak berarti kemakmuran penduduknya. Pikiran orang ialah
mengekspor sebanyak mungkin barang-barang daripada digunakannya dalam negeri
dan memperoleh para pekerja dengan upah yang serendah mungkin untuk memajukan
penjualan keluar negeri dan penimbunan kekayaan.
Bertambahnya penduduk dianjurkan
untuk menambah persediaan tenaga kerja. Jika timbul pengangguran, maka hal itu
dianggap naik, karena hal itu mempunyai kecenderungan untuk menurunkan upah-upah.
Wanita-wanita dan anak-anak yang berpakaian compang-camping bekerja di
tambang-tambang batu bara Inggris selama pemerintah kaum Tudor. Setiap
kecenderungan kaum pekerja untuk memberontak ditindas secara kejam. Kemalasan
dipandang tidak sebagai kemalangan tetapi sebagai satu kejahatan, tidak
seorangpun yang dapat memperoleh tunjangan berdasarkan undang-undang kemiskinan
pada zaman Ratu Elisabeth kecuali kala mau menerima kedudukan sosial yang lebih
rendah. Jam-jam bekerja dalam kenyataan tidak dibatasi.
Pertanian,
yang pada zaman itu tidak begitu diartikan sebagai pekerjaan para pekerja
yang betul-betul bekerja di ladang, melainkan sebagai pekerjaan para pemilik
dan penyelenggara, dengan jelas diturunkan kepada kedudukan nomor dua sesudah
industri, sekalipun untuk berabad-abad pertanian itu telah merupakan dan masih
merupakan penghasilan utama di Eropah dan mata pencaharian penduduk. Sebagai
fungsi pertanian dianggap menyediakan makanan yang semurah mungkin sehingga
upah-upah dibikin rendah dan bahan-bahan industri dapat tersedia dengan harga
yang semurah mungkin buat pemilik-pemilik industri.
Namun akan tetapi, tanah-tanah jajahan diperas untuk
kepentingan negeri-negeri yang menjajah. Ditanah-tanah jajahan Spanyol
orang-orang Indian diperbudak dan dipaksa untuk bekerja ditambang-tambang atau
diladang-ladang. Usaha ialah untuk menggali dan mengexpor sebanyak mungkin
emas, perak, dan kekayaan alam lainnya daripada negeri-negeri itu dengan ongkos
yang serendah mungkin. Perbudakan orang-orang Negro pada pertama kalinya dimulai
di Hindia Barat dan menyebar dari sana ke Amerika Selatan dan Utara.
Permintaan uang dari tanah-tanah
jajahan mengakibatkan dikeluarkannya uang-uang kertas yang menimbulkan inflasi
dan banyak perselisihan-perselisihan dengan pembesar Inggris mengenai masalah
ini.
Tiap-tiap ekonomi timbul karena
keperluan atau keadaan pada waktu itu , setiap doktrin dapat dipergunakan atau
disalahgunakan oleh beberapa golongan pengajar-pengajar yang tertentu. Setiap
doktrin juga memuat beberapa kebenaran yang abadi.
Sumber:
BUKU PINTAR TEORI
EKONOMI karangan Green,
Marshall Buku 1 penerbit Aribu Publisher.
Opini:
Menurut
saya materi yang mengajarkan tentang asal mula perdagangan di berbagai Negara
ini sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup penduduk. Arti dari perdagangan
itu sendri merupakan urat nadi perekonomian suatu negara. Melalui perdagangan
pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga
sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik. Dan faktor-faktor
penderitaan akibat Merkantilisme sangat berdampak buruk bagi masyarakat di masa
modern saat ini, Dikarnakan bertambahnya penduduk dan terbatasnya lapangan
pekerjaan yang akan membuat banyak pengangguran. Sangat diperlukan lapangan pekerjaan
di setiap Negara agar tidak ada lagi penduduk yang pengangguran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar