Kamis, 04 Desember 2014

Organisasi Non Profit

Wisma Tuna Ganda Palsigunung

Sejarah
Wisma Tuna Ganda berawal dari inisiatif Ibu Siti Zahra Goenawan, istri Raden Goenawan, tokoh pergerakan Sarekat Islam yang mendirikan Roemah Piatoe Moeslimin sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1931. Lokasi pertama rumah piatu tersebut terletak di Jalan Prapattan, Batavia Centrum yang dimulai dari dua orang anak asuh. Rumah piatu ini kemudian  berpindah tempat dua kali lagi sebelum menempati dua lokasi: sekretariat Yayasan di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat yang juga menjadi asrama panti asuhan dan sekolah muslimin serta  asrama panti sosial Wisma Tuna Ganda  Palsigunung di Jl. RayaBogor, Cimanggis, Depok.
Empat tujuan pokok Yayasan Rumah Piatu Muslimin adalah membantu anak-anak yatim piatu, terlantar serta penyandang cacat ganda agar memperoleh hak dan memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, memberikan penyantunan, pengasuhan, pendidikan dan pelajaran agama Islam secara cuma-cuma kepada anak-anak yatim piatu, anak-anak miskin dan terlantar, memberikan pelayanan sosial bagi perseorangan sebagai penyandang masalah kesejahteraan sosial dan mengembangkan sistem pelayanan di bidang usaha kesejahteraan sosial.
Wisma Tuna Ganda mengkhususkan diri untuk menyantuni, merawat dan merehabilitasi anak-anak penyandang cacat ganda (mental serta fisik) dan tercatat sebagai panti sosial cacat ganda pertama di Indonesia. Saat ini jumlah anak yang dirawat sebanyak 16 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Sejak berdiri pada Maret 1975, Wisma Tuna Ganda merawat 91 orang anak cacat ganda.  
Anak berkebutuhan khusus (cacat ganda), pada awal sebelum penerimaan di Wisma Tuna Ganda mengalami tahap assesment awal dan identifikasi serta registrasi, dimana assesment awal dilakukan pada penerimaan rujukan baik dari rumah sakit dan panti, sedangkan untuk identifikasi dan registrasi biasa dilakukan berasal langsung dari orang tua atau pun keluarga anak, lalu anak di identifikasi berdasarkan latar belakang anak, daftar riwayat hidup anak. Untuk registrasi berdasarkan persyaratan penerimaan yang telah dijelaskan diatas.
Setelah melakukan assesment awal, identifikasi dan juga registrasi maka anak dapat berada di shelter atau panti dengan tinggal didalam panti. Setelah itu, anak sudah menjadi bagian dari panti yaitu anak asuh, maka dilakukan assesment lanjutan yaitu assesment masalah dan kebutuhan, ternyata setelah di assesment dari 91 orang penyandang cacat dengan 57 laki-laki dan 34 perempuan, maka didapat hasil assesment pada keadaan anak seperti yang telah disebutkan diatas.
Maka setelah mengetahui keadaan anak lalu diberikan penyantunan. Perawatan dan juga rehabilitas. Tahap terakhir yaitu terminasi.

Jenis Kegiatan

Fisioterapi
Merupakan tempat untuk melakukan terapi, sebagai upaya anak-anak untuk menghilangkan sedikit demi sedikit kekakuan (palsik) yang dialaminya. Penyandang cacat yang mengikuti fisioterapi adalah mereka yang mengalami gangguan dalam perkembangan motorik kasar sehingga mereka tidak mampu terlentang, miring, terlungkap, duduk, merangkak, merembet, berdiri, berjalan, melompat, dan meloncat.

Kelas
Merupakan tempat bagi anak-anak Wisma Tuna Ganda Palsigunung untuk bermain bersama dengan pengasuh dan pengajar yang ada, agar mereka terbiasa terus berlatih dan dapat juga menghilangkan rasa jenuh. Pendidikan yang di berikan didalam kelas bukan merupakan pendidikan yang berasal dari kurikulum Sekolah Luar Biasa (SLB) karena semua anak rawat Wisma Tuna Ganda merupakan penyandang cacat grahita atau cacat mental sehingga yang diajarkan untuk mereka adalah hal-hal yang bersifat sederhana yang mudah dipahami oleh mereka, seperti terapi wicara dan terapi bermain. Kurikulum disesuaikan dengan kondisi anak di dalam panti, sehingga kurikulum dibuat oleh pengajar dari pihak Wisma Tuna Ganda.

Perawatan Medis
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, Wisma Tuna Ganda Palsigunung bekerja sama dengan rumah sakit dan puskesmas terdekat. Di dalam panti terdapa klinik kesehatan yang diperuntukkan bagi anak rawat dan karyawan panti dimana terdapat dokter umum yang praktek setiap 1 minggu sekali untuk mengontrol kesehatan anak asuh Wisma Tuna Ganda. Di dalam panti bila terjadi gangguan kesehatan pada karyawan Wima Tuna Ganda maka dapa melakukan konsultasi dengan dokter mengenai penyakit yang dialaminya.

Pemenuhan Kebutuhan Pokok
Sejak masuk Wisma Tuna Ganda Palsigunung, setiap kilen akan dipenuhi dan dilayani kebutuhan pokoknya sepeti sandang, pangan, dan papan.

Pemberian Perawatan
Setiap klien yang masuk di Wisma Tuna Ganda Palsigunung dirawat dan diasuh secara terus menerus selam 24 jam.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar