Wisma Tuna Ganda Palsigunung
Sejarah
Wisma Tuna Ganda berawal dari inisiatif Ibu Siti
Zahra Goenawan, istri Raden Goenawan, tokoh pergerakan Sarekat Islam yang
mendirikan Roemah Piatoe Moeslimin sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun
1931. Lokasi pertama rumah piatu tersebut terletak di Jalan Prapattan, Batavia
Centrum yang dimulai dari dua orang anak asuh. Rumah piatu ini kemudian
berpindah tempat dua kali lagi sebelum menempati dua lokasi: sekretariat
Yayasan di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat yang juga menjadi asrama panti asuhan
dan sekolah muslimin serta asrama panti sosial Wisma Tuna Ganda
Palsigunung di Jl. RayaBogor, Cimanggis, Depok.
Empat tujuan pokok Yayasan Rumah Piatu Muslimin
adalah membantu anak-anak yatim piatu, terlantar serta penyandang cacat ganda
agar memperoleh hak dan memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang, memberikan penyantunan, pengasuhan, pendidikan dan pelajaran agama
Islam secara cuma-cuma kepada anak-anak yatim piatu, anak-anak miskin dan
terlantar, memberikan pelayanan sosial bagi perseorangan sebagai penyandang
masalah kesejahteraan sosial dan mengembangkan sistem pelayanan di bidang usaha
kesejahteraan sosial.
Wisma Tuna Ganda mengkhususkan diri untuk
menyantuni, merawat dan merehabilitasi anak-anak penyandang cacat ganda (mental
serta fisik) dan tercatat sebagai panti sosial cacat ganda pertama di
Indonesia. Saat ini jumlah anak yang dirawat sebanyak 16 anak laki-laki dan 14
anak perempuan. Sejak berdiri pada Maret 1975, Wisma Tuna Ganda merawat 91
orang anak cacat ganda.
Anak
berkebutuhan khusus (cacat ganda), pada awal sebelum penerimaan di Wisma Tuna
Ganda mengalami tahap assesment awal dan identifikasi serta registrasi, dimana
assesment awal dilakukan pada penerimaan rujukan baik dari rumah sakit dan
panti, sedangkan untuk identifikasi dan registrasi biasa dilakukan berasal
langsung dari orang tua atau pun keluarga anak, lalu anak di identifikasi
berdasarkan latar belakang anak, daftar riwayat hidup anak. Untuk registrasi
berdasarkan persyaratan penerimaan yang telah dijelaskan diatas.
Setelah
melakukan assesment awal, identifikasi dan juga registrasi maka anak dapat
berada di shelter atau panti dengan tinggal didalam panti. Setelah itu, anak
sudah menjadi bagian dari panti yaitu anak asuh, maka dilakukan assesment
lanjutan yaitu assesment masalah dan kebutuhan, ternyata setelah di assesment
dari 91 orang penyandang cacat dengan 57 laki-laki dan 34 perempuan, maka
didapat hasil assesment pada keadaan anak seperti yang telah disebutkan diatas.
Maka
setelah mengetahui keadaan anak lalu diberikan penyantunan. Perawatan dan juga
rehabilitas. Tahap terakhir yaitu terminasi.
Jenis Kegiatan
Fisioterapi
Merupakan
tempat untuk melakukan terapi, sebagai upaya anak-anak untuk menghilangkan
sedikit demi sedikit kekakuan (palsik) yang dialaminya. Penyandang cacat yang
mengikuti fisioterapi adalah mereka yang mengalami gangguan dalam perkembangan
motorik kasar sehingga mereka tidak mampu terlentang, miring, terlungkap,
duduk, merangkak, merembet, berdiri, berjalan, melompat, dan meloncat.
Kelas
Merupakan
tempat bagi anak-anak Wisma Tuna Ganda Palsigunung untuk bermain bersama dengan
pengasuh dan pengajar yang ada, agar mereka terbiasa terus berlatih dan dapat
juga menghilangkan rasa jenuh. Pendidikan yang di berikan didalam kelas bukan
merupakan pendidikan yang berasal dari kurikulum Sekolah Luar Biasa (SLB)
karena semua anak rawat Wisma Tuna Ganda merupakan penyandang cacat grahita
atau cacat mental sehingga yang diajarkan untuk mereka adalah hal-hal yang
bersifat sederhana yang mudah dipahami oleh mereka, seperti terapi wicara dan
terapi bermain. Kurikulum disesuaikan dengan kondisi anak di dalam panti,
sehingga kurikulum dibuat oleh pengajar dari pihak Wisma Tuna Ganda.
Perawatan Medis
Dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, Wisma Tuna Ganda Palsigunung
bekerja sama dengan rumah sakit dan puskesmas terdekat. Di dalam panti terdapa
klinik kesehatan yang diperuntukkan bagi anak rawat dan karyawan panti dimana
terdapat dokter umum yang praktek setiap 1 minggu sekali untuk mengontrol
kesehatan anak asuh Wisma Tuna Ganda. Di dalam panti bila terjadi gangguan
kesehatan pada karyawan Wima Tuna Ganda maka dapa melakukan konsultasi dengan
dokter mengenai penyakit yang dialaminya.
Pemenuhan
Kebutuhan Pokok
Sejak
masuk Wisma Tuna Ganda Palsigunung, setiap kilen akan dipenuhi dan dilayani
kebutuhan pokoknya sepeti sandang, pangan, dan papan.
Pemberian
Perawatan
Setiap
klien yang masuk di Wisma Tuna Ganda Palsigunung dirawat dan diasuh secara
terus menerus selam 24 jam.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar