MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN)
MEA
adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk
menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi hambatan-hambatan di dalam melakukan
kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan
investasi.
Hal
ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan
India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan
kesejahteraan.
Pembentukan
pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini
nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke
negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin
ketat.
Awal
mula MEA berawal pada KTT yang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada tanggal 1997
dimana para pemimpin ASEAN akhirnya memutuskan untuk melakukan pengubahan ASEAN
dengan menjadi suatu kawasan makmur, stabil dan sangat bersaing dalam
perkembangan ekonomi yang berlaku adil dan dapat mengurangi kesenjangan dan
kemiskinan sosial ekonomi (ASEAN Vision 2020).
Kemudian
dilanjutkan pada KTT bali yang terjadi pada bulan Oktober pada tahun 2003, para
pemimpin ASEAN mengaluarkan pernyataan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA
akan menjadi sebuah tujuan dari perilaku integrasi ekonomi regional di tahun
2020, ASEA SECURITY COMMUNITY dan beberapa komunitas sosial Budaya ASEAN
merupakan dua pilar yang tidak bisa terpisahkan dari komunitas ASEA. Seluruh
pihak diharapkan agar dapat bekerja sama secara kuat didalam membangun
komunitas ASEAN di tahun 2020.
Selanjutnya
pada pertemuan dengan Menteri EKonomi ASEAN yang telah diselenggarakan di bulan
Agustus 2006 yang ada di Kuala Lumpur, Malaysia mulai bersepakat untuk bisa
memajukan masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA dengan memiliki target yang jelas
dan terjadwal dalam pelaksanaannya.
Di
KTT ASEAN yang ke-12 di bulan Januari 2007, para pemimpin mulai menegaskan
komitmen mereka tentang melakukan percepatan pembentukan komunitas ASEAN di
tahun 2015 yang telah diusulkan oleh ASEAN Vision 2020 dan ASEAN Concord II, dan
adanya penandatanganan deklarasi CEBU mengenai percepatan pembentukan komunitas
ekonomi ASEAN di tahun 2015 dan untuk melakukan pengubahan ASEAN menjadi suatu
daerah perdagangan yang bebas barang, investasi, tenaga kerja terampil, jasa
dan aliran modal yang lebih bebas lagi.
Ciri-ciri dan Unsur Masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA)
MEA
atau Masyarakat Ekonomi ASEAN ialah suatu realisasi dari tujuan akhir terhadap
integrasi ekonomi yang telah dianut didalam ASEAN Visi 2020 yang berdasarkan
atas konvergensi kepentingan para negara-negara anggota ASEAN untuk dapat
memperluas dan memperdalam integrasi ekonomi lewat inisiatif yang ada dan baru
dengan memiliki batas waktu yang jelas. Didalammendirikan masyarakat ekonomi
ASEAN atau MEA, ASEAN mesti melakukan tidakan sesuai dengan pada
prinsip-prinsip terbuka, berorientasi untuk mengarah ke luar, terbuka, dan
mengarah pada pasar ekonomi yang teguh pendirian dengan peraturan multilateral
serta patuh terhadap sistem untuk pelaksanaan dan kepatuhan komitmen ekonomi yang
efektif berdasarkan aturan.
MEA
akan mulai membentuk ASEAN menjadi pasar dan basis dari produksi tunggal yang
dapat membuat ASEAN terlihat dinamis dan dapat bersaing dengan adanya mekanisme
dan langkah-langkah dalam memperkuat pelaksanaan baru yang berinisiatif
ekonomi; mempercepat perpaduan regional yang ada disektor-sektor prioritas;
memberikan fasilitas terhadap gerakan bisnis, tenaga kerja memiliki bakat dan
terampil; dapat memperkuat kelembagaan mekanisme di ASEAn. Menjadi langkah awal
dalam mewujudkan MEA atau MAsyarakat Ekonomi ASEAN.
Di
saat yang sama, MEA akan dapat mengatasi kesenjangan pada pembangunan dan
melakukan percepatan integrasi kepada negara Laos, Myanmar, VIetnam dan Kamboja
lewat Initiative for ASEAN integration dan inisiatif dari regional yang
lainnya.
Adapun
bentuk kerjasamanya ialah
1) Pengembangan
pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas,
2) Pengakuan
terkait kualifikasi profesional,
3) Konsultasi
yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi,
4) Memilik
langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan,
5) Meningkatkan
infrastruktur.
6) Melakukan
pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
7) Memperpadukan
segala industri yang ada diseluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber daerah.
8) Meningkatkan
peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA atau Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
Pentingnya
digalakkannya perdagangan eksternal kepada ASEAN dan keperluan dalam komunitas
ASEAN yang secara keseluruhan untuk tetap dapat menatap kedepan.
Adapun
ciri-ciri utama MEA:
1.
Kawasan ekonomi yang sangat kompetitif.
2.
Memiliki wilayah pembangunan ekonomi
yang merata.
3.
Daerah-daerah akan terintegrasi secara
penuh dalam ekonomi global
4.
Basis dan pasar produksi tunggal.
Ciri-ciri
ini akan sangat saling berkaitan dengan kuat. Dengan memasukkan pada
unsur-unsur yang paling dibutuhkan dari setiap masing-masing ciri-ciri dan
mesti dapat memastikan untuk konsisten dan adanya keterpaduan dari unsur-unsur
dan pelaksanaannya yang tepat dan bisa saling mengkoordinasi antara para pemangku
kekuasaan atau kepentingan yang punya relevansi.
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat
integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative
for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.
Bentuk
Kerjasamanya adalah :
1.
Pengembangan sumber daya manusia dan
peningkatan kapasitas;
2.
Pengakuan kualifikasi profesional;
3.
Konsultasi lebih dekat pada kebijakan
makro ekonomi dan keuangan;
4.
Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
5.
Meningkatkan infrastruktur
6.
Pengembangan transaksi elektronik
melalui e-ASEAN;
7.
Mengintegrasikan industri di seluruh
wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;
8.
Meningkatkan keterlibatan sektor swasta
untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya
perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara
keseluruhan untuk tetap melihat ke depan.
Karakteristik
utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. Pasar dan basis produksi tunggal,
2.
Kawasan ekonomi yang kompetitif,
3.
Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4.
Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi
global.
Karakteristik
ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari
masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan
dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di
antara para pemangku kepentingan yang relevan.
Pentingnya
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pentingnya
Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak terlepas dari dampak positif dan manfaat dari
diberlakukannya perdagangan bebas diwilayah regional Asia Tenggara
tersebut.Mungkin saat ini dampak positifnya belum begitu terasa karena MEA baru
saja diberlakukan yaitu pada tahun 2015, namun diharapkan manfaat besarnya akan
terasa pada tahun-tahun selanjutnya. Dan dibawah ini adalah beberapa dampak
positif ata manfaat dari Masyarakat Ekonomi ASEAN itu sendiri.
1) Masyarakat
Ekonomi ASEAN akan mendorong arus investasi dari luar masuk ke dalam negeri
yang akan menciptakan multiplier effect dalam berbagai sektor khususnya dalam
bidang pembangunan ekonomi.
2) Kondisi
pasar yang satu (pasar tunggal) membuat kemudahan dalam hal
pembentukan joint venture (kerjasama) antara perusahaan-perusahaan
diwilayah ASEAN sehingga akses terhadap bahan produksi semakin mudah.
3) Pasar
Asia Tenggara merupakan pasar besar yang begitu potensial dan juga menjanjikan
dengan luas wilayah sekitar 4,5 juta kilometer persegi dan jumlah penduduk yang
mencapai 600 juta jiwa.
4) MEA
memberikan peluang kepada negara-negara anggota ASEAN dalam hal meningkatkan
kecepatan perpindahan sumber daya manusia dan modal yang merupakan dua faktor
produksi yang sangat penting.
5) Khusus
untuk bidang teknologi, diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini
menciptakan adanya transfer teknologi dari negara-negara maju ke negara-negara
berkembang yang ada diwilayah Asia Tenggara.
Itulah
lima dampak positif atau manfaat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang
mulai berlangsung pada tahun 2015. Sebelumnya juga dijelaskan sekilas mengenai
MEA dan juga pengertiannya dari berbagai sumber terpercaya. Semoga tulisan
singkat ini bisa memberikan tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada para
pembaca sekalin khususnya seputar ASEAN.
Apa
keuntungan MEA bagi negara-negara Asia Tenggara?
Riset
terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan pembukaan pasar
tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan
lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta
orang yang hidup di Asia Tenggara.
Pada
2015, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau
sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan
naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau
12 juta.
Namun
laporan ini memprediksi bahwa banyak perusahaan yang akan menemukan pegawainya
kurang terampil atau bahkan salah penempatan kerja karena kurangnya pelatihan
dan pendidikan profesi.
Bagaimana
MEA akan mempengaruhi dunia ketenagakerjaan?
Dari
aspek ketenagakerjaan, terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari
kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan
akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri
dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa
ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para
wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.
Tapi
perlu diingat bahwa hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakarejaan bagi
Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas, Indonesia masih
kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan
Thailand serta fondasi industri yang bagi Indonesia sendiri membuat Indonesia
masih berada pada peringkat keempat di ASEAN.
Permasalahan
yang ada dari sisi tenaga kerja tidak terlepas dari kualitas yang rendah,
seperti tingkat pendidikan dan keahlian yang belum memadai. Dari data
yang dilansir Tempo, jumalah tenaga kerja Indonesia pada Februari 2014 sebesar
125,3 juta orang dengan jumlah pekerja 11,2 orang. Namun, ini tidak dapat
diimbangi dengan kualitas pendidikan yang dimiliki oleh pekerjanya. Mayoritas
tenaga kerja Indonesia masih berpendidikan sekolah dasar dan lebih banyak
bekerja di sektor informal.
Bagaimana
Seharusnya Startegi Indonesia Dalam Menghadapi MEA?
Setelah
kita analisa bersama ternyata masih banyak sekali PR pemerintah untuk mengatasi
permasalahan yang timbul dalam hal mempersiapkan strategi untuk bisa bersaing
dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Beberapa Srategi yang
seharusnya segera di lakukan pemerintah adalah dengan :
1.
Melakukan Sinkronisasi (Penyatuan)
Kebijakan Pemerintah Pusat Dan Pemerintaha Daerah
Seperti
yang kita tahu kebijakan dan peraturan masih terkesan amburadul, di daerah
tertentu sudah sangat baik, namun di daerah yang lain masih tidak adanya
keadilan. Pemerintahan harus lebih tertata rapi dalam memberlakukan kebijakan.
Tentu untuk kebijakan yang merata harus di buat dengan semaksimal mungkin,
jangan asal asalan, harus melibatkan para ahli di bidangnya masing-masing untuk
mendapatkan kebijakan terbaik dan segera di sinkronkan ke setiap daerah.
2.
Membantu dan Melatih Sumber Daya Manusia
Agar Lebih Baik
Sebenarnya
Indonesia tidak terlalu kekurangan sumber daya manusia yang ahli. Sebagian dari
mereka memiliki daya kreatifitas tinggi, dari membuat mobil listrik hingga
membuat bahan bakar yang mudah di dapat. Hanya saja keberadaan mereka kurang
terbantu. Seandainya saja mereka para generasi kreatif di bantu oleh pemerintah
untuk mengembangkan produk nya tentu Indonesia akan memiliki produk-produk
kreatif yang akan sangat laku di pasar Internasional. Sistem pendidikan yang
menurut saya kurang efektif juga menjadi salah satu faktor sumber daya manusia
yang kurang bisa bersaing dengan negara berkembang lainya. Mungkin harus ada
gebrakan khusus dalam bidang pendidikan, formil maupun nonformil.
3.
Membangun Infrastruktur Di Setiap Daerah
Kembali
ke masalah infrastruktur. Infrastruktur sangat berdampak dengan ekonomi.
Bayangkan saja jika setiap daerah memiliki infrastrktur yang memadai, memiliki
paling tidak bangunan yang bisa di jadikan sebagai potensi wisata, atau infrastruktur
jalan yang baik untuk bisa mengembangkan bisnis generasi muda kreatif. Tentu
perekonomian setiap daerah akan lebih mudah untuk maju. dan siap untuk bersaing
dengan negara negara ASEAN lainya. Namun apa jadinya kalau masih banyak daerah
yang tertinggal? untuk jalan sepeda motor saja susah, Tidak ada jalan yang bisa
d tempuh kecuali dengan berjalan kaki, atau menyeberangi sungai yang besar
dengan perahu seadanya. bagaimana mereka akan bisa membangun bisnis bagaimana
mereka akan menawakan produk usaha maupun jasa mereka?
4.
Memberikan Bantuan Kepada Pengusaha
Kecil Yang Ingin Berkembang
Banyak
pengusaha UKM yang sangat menginginkan bantuan dana untuk di jadikan sebagai
modal untuk mengenbangkan bisnis UKM mereka. Informasi dan
pengetahuan yang minim membuat mereka bingung dan terkatung-katung. Banyak UKM
yang hingga akhirnya gulung tikar karena ketidak mampuan bersaing untuk pasar
lokal. Pasar lokal saja mereka kalah bersaing, bagaimana nanti jika bersaing
dengan pasar ASEAN?
5.
Memberlakukan Hukum Yang Lebih
Adil
Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sepertinya sila ke 5 dari panca sila
belum sepenuhnya berlaku di Indonesia. Banyak kalangan kecil yang merasa
tertindas dan di rugikan. Sepertinya belum ada hukum yang adil untuk sanksi
yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat ini. Banyak masyarakat yang miskin
semakin miskin dan yang kaya semakin kaya. Semua bisa mulus dan lancar jaya
asal ada uang. Keadilan harus segera di lakukan.
Sumber:
http://www.gajimu.com/main/tips-karir/peluang-dan-tantangan-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean
(13/05/2016 15:20)
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_aec
(13/05/2016 15:59)
http://www.ambyaberbagi.com/2016/01/strategi-menghadapi-mea-masyarakat.html (13/05/2016 16:26)
Analisis:
Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) adalah proyek yang telah
lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan
stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar
negara ASEAN yang kuat. Dan perlunya mempersiapkan peraturan
perundang-undangan, kualitas SDM pekerja Indonesia, dan pengawas
ketenagakerjaan secara maksimal dalam menghadapi tantangan MEA.
Keberhasilan
Indonesia memasuki dan mengambil peran penting dalam setiap ruang yang
disediakan dalam MEA dipengaruhi oleh pemerintah, masyarakat dan pengusaha. Dan
bukan hanya pemerintah, masyarakat Indonesia juga harus sepenuhnya mendukung
industri-industri dalam negeri agar perekonomian Indonesia tetap stabil dan
menuju masyarakat Ekonomi yang lebih maju dan kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar